loading...
Surat Tanpa Alamat Untuk Arwah Ibu
Pagi itu anakku masih tidur,karena tidak mahu gagal menjadi seorang ayah,aku memasak nasi goreng untuk sarapan kami.Sebelum berangkat kerja aku memberi tahu kepada anak saya yang masih mengantuk bahwa sarapan sudah siap.
Berperanan sebagai ibu dan bapa membuat tenaga terkuras,selepas balik kerja saya baringkan badan sekejab,tiba tiba sebuah mangkuk pecah dengan mie instan dibawah tempat aku baring.
Saya begitu marah dan mengambil rotan langsung memukul anak saya yang sedang asik bermain tanpa belas kasihan.
Selepas selesai anak saya masuk dalam bilik,aku menyesal,pipiku mulai dibasihi air mata dan saya pergi menangis di dalam bilik mandi.
Usai menunaikan sholat isya secara diam diam saya mengintai ke bilik anak saya,dia menangis bukan sebab kesakitan di punggungnya,tapi karena dia melihat gambar arwah ibu yang dikasihinya,kemudian saya menyapukan ubat di punggungnya yang sakit lalu memeluk dan membujuknya untuk tidur.
Setahun berlalu selepas kejadian itu aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi,tapi ketika dia mulai masuk sekolah tadika.Satu insiden buruk kembali berulang,ketika saya di ofice cikgunya menghubungi saya melalui panggilan telepon dan mengatakan bahwa anak saya sudah beberapa hari tidak masuk sekolah,padahal saya menghantarnya setiap pagi.
Hal itu membuat saya berang,saya balik awal berharap dapat penjelasan dari anak saya,tapi ketika saya sampai dia tak ada dirumah,puas saya cari rupa rupanya dia main game di kedai komputer dengan gembira.
Perasaan yang tidak terkawal membuat saya memukulinya dengan teruk,dia hanya diam dan mengatakan “saya minta maaf ayah.
Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anak saya pulang ke rumah memberitahuku, bahwa di sekolahnya mulai diajarkan cara membaca dan menulis. Sejak saat itu, anak saya lebih banyak mengurung diri di bilik untuk berlatih menulis,saya yakin , jika istri masih ada dan melihatnya ia akan merasa bangga, tentu saja dia membuat saya bangga juga!
Hanya selang beberapa hari saya mendapat panggilan dari pejabat pos,bahwa anak saya mengirim tumpukan surat tanpa alamat.
Selepas saya mengambilnya saya cuba mendapat penjelasan dari anak saya,ketika itu saya menangis apabila dia mengatakan surat itu untuk arwah ibunya kemudian ia masuk kedalam bilik dan mengatakan maafkan saya ayah.
Saya hanya menghela napas panjang,mata saya tertarik melihat satu sampul surat dengan tulisan “untuk ibu tersayang”
Saya membuka dan membacanya dengan berlahan lahan.
“Ibu Hari ini aku kena marah dengan ayah karena meletakkan mie instan di bawah selimutnya,ketika itu saya sangat lapar jadi aku ingin memasak nasi,tapi aku ingat pesan ayah,aku dilarang menggunakan barang barang berbahaya di rumah,oleh sebab itu aku menyiram mie dengan air panas satu untuk aku dan satu untuk ayah,ayah punya saya letak dibawah selimutnya takut mie sejuk.Tapi ayah memarahiku karena aku lupa mengatakan meletakkan mie untuk ayah di bawah selimut.
Ibu” aku sudah masuk sekolah,aku sangat menrindukanmu,hari ini kami membuat pertunjukan bakat dan cikgu mengundang ibu murid hadir dalam pertunjukan itu,tapi kamu tidak ada.
Aku tidak ingin menghadirinya ,aku tidak memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan mulai menangis dan merindukanmu lagi.
Untuk menyembunyikan kesedihan,aku pergi main game dikedai komputer,ayah kemudian menemukanku dan memarahi serta memukulku.
Ibu setiap hari aku melihat ayah sangat merindukanmu,setiap kali dia teringat padamu ia begitu sedih,saya ingat kami berdua sangat merindukanmu,tapi ibu aku mulai melupakan wajahmu,bisakah kau muncul dalam mimpiku malam ini?”
Sepanjang membaca surat itu,air mata saya tak bisa berhenti,saya kemudian mendatangi bilik anak saya,jelas isak tangisnya terdengar dari luar,saya mendekatinya meminta maaf serta memeluknya dengan penuh kasih sayang.
Nota:untuk para suami jangan terlalu cepat marah kepada anak anak anda dan hargailah isteri anda selagi masih ada,cinta dan kasih sayang yang mereka berikan tidak ada emas permata, intan berlian yang bisa menggantikannya.
loading...
0 Response to "(TRENDING) Menitis Airmata.. Surat Tanpa Alamat Buat Arwah Ibu...."
Post a Comment